Kemarin beredar kabar Kementerian Sosial (Kemensos) berencana bagi-bagi uang untuk 1 juta guru honorer yang honornya Rp. 300.000 atau kurang per bulan. Kabar tersebut menyebar begitu cepat melalui SMS broadcast ke para guru honorer yang tersebar di seluruh Indonesia.
Begini isi
pesannya:
“Mohon infonya ya..bagi guru honorer yg
memiliki pendapatan < 300 rb/bl, untuk mendaftarkan diri pd Program
Perlindungan dan Jaminan Sosial bagi 1 juta guru oleh Kemensos. Pendaftaran
bisa dilakukan melalui Posko Bantuan Guru Independen (Ibu Tety Sulastri di
085695432311)”.
Ini 1 Versi
SMS yang didapat dari salah satu Guru Honorer, selain itu ada Versi yang lain,
Isi
Pesannya:
“Bagi Guru dan Pendidik Honorer. Hasil
pertemuan dengan Ditjen Fakir Miskin dan Ditjen Linjamsos serta Anggota Komisi
8 DPR RI disepakati, bahwa Kemensos akan menyiapkan Perlindungan dan Jaminan
Sosial bagi 1 Juta Guru dan Pendidik Honorer yang memiliki pendapatan <300
rb/bln. Tety dari DPP FGII membuka Posko bantuan guru independen sampai
10/04/2016 dengan dukungan dari anggota TIM POKJA TPPO dan KTPA Kemensos .”
Batas waktu pendataan sampai bulan Mei 2016.
Verifikasi dan Validasi data oleh kemensos akan dilakukan pd bulan juni 2016.
Data akan diserahkan secara bertahap ke Kemensos. Mohon berkenan menyebarkannya
agar semakin banyak guru honorer dg kriteria tsb bisa memanfaatkan kesempatan
ini.. (Info dari salah satu Guru Honorer yang mendapatkan SMS tersebut).”
Belum tahu sumbernya dari mana, kabar gembira itu
langsung ramai diperbincangkan di media sosial, terutama oleh tenaga honorer di
lingkungan pendidikan yang bernaung di berbagai organisasi tenaga honorer. Ada
yang bertanya, ada yang langsung mendaftar dengan mengisi form pendataan yang
juga di-broadcast.
Seorang guru berhonor Rp 325.000 per bulan bertanya
setengah protes, “Kok cuma yang Rp 300.000 ke bawah?”
Ada juga karyawan honorer bukan guru yang minta
diperjuangkan agar cakupan bantuan diperluas, bukan hanya untuk guru.
“Bagaimana dengan nasib kami-kami ini yang bukan guru?”
Sayangnya, ketika kabar itu dikonfirmasi kepada
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, jawaban yang didapat mengecewakan
mereka. Mensos menyatakan berita itu tidak benar.
“Tidak benar itu,” tegas Khofifah saat berada di
Banjarnegara, Jawa Tengah.
Khofifah mengatakan dirinya tidak tahu menahu soal
kabar itu, baik sumbernya maupun pihak yang menyebarluaskan. Yang jelas, tegas
Khofifah, Kemensos tidak membuat program bantuan untuk guru honorer bergaji di
bawah Rp 300.000.
Karena berita telanjur menyebar ke seluruh Indonesia,
Khofifah dan kementeriannya pun dibuat sibuk menjawab pertanyaan para guru
honorer dari berbagai daerah. “Saya tidak tahu cerita itu dari mana. Ada yang
dari Aceh tanya, dari NTB tanya, tidak ada itu. Pak Anies (Mendikbud) bisa
komplain ke Kementerian Sosial ini,” kata dia.
Khofifah pun minta bantuan media massa untuk
meluruskan kabar itu. Sebab Kemensos sama sekali tidak menganggarkan bantuan
seperti yang diberitakan itu.